menjelang kumandang adzan maghrib
menjelang waktu berbuka puasa arafah beberapa hari yang lalu
aku duduk bersimpuh seorang diri, di dinginya lantai mushola dekat rumahku
diantara kosongnya perut, dan kosongnya fikiran, dalam lamunan yang lebih khusyuk dari saat aku bertafakur
lirih sambatku :
“yaa Alloh, aku tidak mampu menyiapkan makanan berbuka untuk ibuku, sedangkan sahurpun kami hanya berbagi segelas air saja "
ibu…maafkanlah aku, belum mampu mengabulkan permintaanmu, walau hanya sepiring mie instan untuk berbukamu
wahai ibuku…ampunilah aku yang durhaka ini, air susumu telah menjadi darah disekujur tubuhku
dan menyiapkan seteguk air berbuka untukmupun, aku tak mampu
adzanpun menggema
aku batalkan puasaku dengan ludahku, mungkin juga dengan ibuku
usai jamaah kucepatkan langkahku untuk bertemu ibuku, aku ingin memeluk dan mencium kedua kakinya
karena aku tak mampu sempurnakan puasanya
tetapi ibu justru datang menghampiriku, dengan senyumanya dan berkata :
” batalkan dulu puasamu nak, seorang hamba Alloh mengirimi kita makanan berbuka”
ibuuuu…maafkanlah anakmu ini buuu....
subhanallohi walhamdulillahi laa ilahailalloh wa allohu akbar
sungguh indah anugerahmu di puasa arafah kami yaa Alloh
,Nganjuk, 9 September 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar