Kami serombongan, Aku bersama Indiah Sri Suntari, Spd ( yg berhati emas tapi bersuara masmas ) dan Mas Didik suaminya, disambut langsung oleh Pak Bonari Nabonenar (penulis buku MENUNGGU KEPUNAHAN DESA-DESA yg akan dibedah saat ini. Orangnya mursem (murah senyum), grapyak (pandaj bersahabat), yg secara fisik sangat tidak terlihat kemlinthi bahkan cenderung seperti mantan santri.
Beliau memperkenalkan Kami dengan sahabat beliau yg bernama Pak Joko Pitono, seorang jurnalis JPNN (Jawa Pos Network News), seorang editor senior untuk beberapa tulisan penting, dan beljau juga seorang Penulis Buku. Kami juga diperkenalkan dengan Ibu Dr. Mundi Rahayu Mhum seorang Dosen di Universitas Maliki Malang, yg akan membedah buku MENUNGGU KEPUNAHAN DESA-DESA bersama Bapak Wakil Bupati Trenggalek Muchammad Nur Arifin, yg oleh teman - teman Penulis Trenggalek dipanggil mas imin. Beliaulah yg menulis Buku Kontroversial yg berjudul TAFSIR BUNG KARNO Tafsir Al-Qur'an.
Acara dimulai dengan pembacaan Bismillah oleh Moderator pembedahan, Ketua dari NGGALEK.co, seorang penulis, dsn juga editor, yaitu Mas Misbahus Surur. Dr. Mundi Rahahu memulai pembedahan, dengan narasi yg ala dosen sedang menyampaikan materi pada mahasiswanya. Selanjutnya, Wakil Bupati yg malam itu memakai kaos oblong putih, yg katanya made in Trenggalek, dibalut rompi denim, dan yg paling menarik adalah capuchon (sejenis topi yg biasanya dipakai orang Brazil / penyanyi Rap ) yg dikenakanya. Seakan Gugur sudah sosok Birokrat nya, berganti dengan sosok mboys yg unik.
Ini yg sungguh mencengangkan, Mas Ipin mengingatkanku pada sosok Bung Karno pada saat orasi. Berapi - api, bshasanya lugas dan seakan sudah terkonsep rapi. Hanya tinggal meghafal Ayat Qur'an dan beberapa Hadist, maka Anwar Zahit sekalupun pasti lewat. Semua yg hadir tertegun, terkesima, larut dalam keheningan pembedahan, dan para teman penulis Trenggalekpun hanya terdiam saat sang Wakil Bupati meng-counter opini yg termuat dalam buku MENUNGGU KEPUNAHAN DESA-DESA itu. Seperti senjata makan tuan mendapati seranganya pada birokrasi di-counter attack. Sesi pertamspyn selesai dengan bahagia, disusul sesi tanya jawab yg juga lancar jaya. Meskipun ada beberapa pertanyaan yg miscontect tetapi dengan kearifan moderator, pembedah buku, dan teman - teman penulis Trenggalek, maka acarapun ditutup dengan sesi Ramah Tamah dan ngopi bareng sambil menikmati hidangan yg memuaskan.
Dengan berakhirnya Acara Ngopi Bareng Yuk dalam rangka Launching Buku : MENUNGGU KEPUNAHAN DESA-DESA bersama Dr. Mundi Rahayu ,Mhum dan Wakil Bupati Kabupaten Trenggalek ini, says secara pribadi mengucapkan Sukses Selalu kepada Para Pendekar Literasi Trenggslek yg tergabung dalam NGGALEK.co, seperti :
~ mas Misbahus Surur sang Ketua
~ pak Bonari Nabonenar yg telah mengundang Kami secara vvip
~ bu Mundi Rahayu
~ mas Androw Zulfikar
~ mas Doni Farochin
~ mas Gilang Tri Subekti
~ mbak KW. Lidhya Ningsih (di Hong Kong)
~ mas Choirur Rochim
~ mas M.Idrus Setiawan
~ mas Nanang Kurniawan
~ mbak Nur Mawadah
~ mas Pulung Nawawijaya
~ mbak Retno Kusumo Wardhani
~ mas Roin J.Vahrudin
~ mas Suripto
~ mas Samsul Rihanan
~ mas Trigus Dodik Susilo
~ mas Wahyu Agung Prasetyo
dengan semangat Pancasila mari Kita Ciptakan Generasi baru Pejuang Pendekar Literasi di Bumi Nusantara ini. Merdeka !!!!
Nganjuk, 6 September 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar