Selasa, 19 Februari 2019

Seakan Menjadi Turis (Bagian 1)

Pernah tidak kalian menemukan (baca: baru mengetahui), sebuah tempat yang sebenarnya sangat dekat dengan tempat kalian... tetapi selama ini kalian tidak mengetahuinya?. Inilah awal ceritaku tentang sebuah tempat bernama Dusun Tukdadap, Desa Sukoharjo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk. Kalian tahu tempat ini?

Sebenarnya ini adalah dalam rangka 3T (tolong tolong teman) sih, sehingga Belalang Tempur (nama sepeda motorku)  bisa sampai kesana. Seorang teman semasa SMP-ku mendapat order memasang gawang pintu dan kusen jendela, dari temannya yang bukan temanku. Order dia terima dengan baik, karena dia berprinsip ora nolak rejeki. Permasalahannya, memasang gawang pintu dan kusen jendela itu tidak bisa ditangani sendiri. Harus dengan dua orang untuk galfalum, dan butuh tiga orang untuk yang berbahan kayu jati. Sialnya, dia terima order tanpa tahu siapa teman yang akan membantunya.

Suatu pagi Bambang (nama temanku itu) menelepon, bukan panggilan WA atau Mesenger, dari hape jadulnya.

"Ayo, kerja!" katanya, setelah berbalas salam selama satu menit lebih sedikit. Dia masih mengira aku pengangguran, padahal aku ini selektif pada pekerjaan. Bukan tidak bekerja.

"Dalam apa luar?" jawabku dalam pertanyaan bersandi, hanya akj dan Bambang yang tahu sandi ini. Dalam artinya kerjanya tidak terkena sinar matahari, atau dalam naungan atap. Luar, ya semua pekerjaan sawah, tandur, ndaut, matun, icir, ndhangir, nglempak, macul, nggganco, panen, dll. Yang tetakhir ini yang selalu kutolak, setelah mencoba ikut matun dan pingsan di tengah sawah.

"Oke, posisi?" tanyaku lagi

"Tukdadap!"

"Tuk Dalang?!"

"Budeg! Tuk Dadap!"

Haddeuwh, aku mengeluh dalam hati karena sama sekali tidak mengenali tempat yang disebutkannya itu.

"Mana itu, Mbang?"

"Jodhipati terus... " dan terputus, mungkin lowbatt hape jadulnya yang dapat nemu di jok bis tahun 2002 itu. Jodhipati adalah nama Stasiun Radio yang pernah bermarkas di Dusun Basri Desa Ngadiboyo, sebelum akirnya pindah menuju keramaian Kota Nganjuk. Dan sampai dengan hari ini, tempat disekitar komplek Stasiun Radio Jodhipati FM itu masih disebut dengan Jodhipati.

Ya sudah, akirnya aku buka Google Maps dan mengetik Tukdadap. Dan GM segera menampilkan rute perjalanan yang kumaksaud, belalang tempur mungkin merasa ragu akan mengunjungi kawasan baru. Karena sudah sepuluh kali voba kuslenger, dia tidak juga mau menyala. Ah ternyata, aku belum mengaktifkan system contact mode (baca: belum dikontak). Memang aku sengaja.

Sementara dengan kemayu terdengar suara dari GM, dari nada bicaranya mungkin si embak itu orang Papua.

"Seratus meter lagi belok ke kanan, melewati jalan Raya Talang Rejoso!"

Aku sengaja menggodanya, motor kustandard tengah dan pura-pura mengendarainya. Eh si embaknya tahu, dia bilang begini.

"Anda masih di posisi awal, seratus meter lagi belok kanan melewati jalan Raya Talang Rejoso. Awas kalau tidak segera jalan, aku tinggal ngopi nih!" katanya dengan ketus, bayangin gadis Papua lagi marah gimana coba?

(beraambung)


4 komentar:

Sang Mahadewa mengatakan...

Josh

Elin DS mengatakan...

Gadis Papuanya kelamaan nunggu. Jadi, ya ditinggal ngopi saja...:)

Winarto Sabdo mengatakan...

lambat tayang...

Winarto Sabdo mengatakan...

Hahahaha... aku masih bingung bayangin si embak yang hitam menyeruput kopi hitam...

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...