Jumat, 14 Juni 2019

Day23

Prahara Sonokeling (cerbung)
Karya: Winarto Sabdo

Beberapa orang tampak memandang ketakutan ke arah cakrawala, menatap semburat merah darah yang terpancar dari balik sandikala. Tidak ada yang mengeluarkan suara, hanya saling berbisik tentang fenomena yang terjadi disuatu senja itu. Menciptakan keheningan yang mencekat, di pelataran Pondok Sekarmayang.

Sesaat kemudian terdengar lantunan azan yang keras berkumandang, dari dalam Langgar bambu disamping pondokan Kiai Kasan Besari itu. Seorang bilal menyatakan, bahwa sudah tiba waktunya untuk melaksanakan sholat Maghrib.

Sang Mutawali memulai masuk langgar, bangunan kecil berdinding bambu yang menggantung dengan  beberapa saka dibawahnya. Diikuti oleh 5 orang santri yang bergelar Santri Limo, dan berpuluh santri lainnya. Mereka kemudian melaksanakan sholat berjama'ah, dalam suasana ta'zim dan penuh kekusyukan.

Seusai bersembahyang wajib, Sang Kiai menuntun wiridz para jama'ah. Juga melantunkan sholawat khusus, yang hanya diajarkan di pondok itu.

"Persiapkan makanan dan minuman berbuka, hari ini kita batalkan puasa disini saja." kata Sang Kiai, memberi perintah kepada santri yang bertugas mempersiapkannya.

Beberapa orang santri segera beranjak menuju dapur pondok, kemudian kembali dengan makanan dan minuman yang cukup untuk berbuka puasa mereka semua.

"Mohon maaf Kiai, sebelumnya kami mempergunjingkan masalah Sandikala (senja merah) yang terjadi sore hari ini. Apakah ada arti khusus dengannya, kami mohon pencerahannya." kata Kamidin, salah seorang dari ketua Santri Songo.

"Tentu saja ada isyaroh (pertanda) didalamnya, Ramadhan ini insyaalloh kita akan memahami petunjuk-Nya." jawab sang Kiai, sambil memasukkan sebutir kurma kedalam mulutnya.

"Pertanda apakah itu, Kiai?" tanya Sarijan, yang juga salah seorang dari Santri Songo.

"Insyaalloh, kita akan bertemu dengan Lailatul Qodar pada ramadhan tahun ini," jawab sang Mutawali, "Oleh karena itu, aku akan menugaskan kalian para Santri Limo untuk bergabung menjadi Santi Patangpuluh (empatpuluh)."

"Apakah Kiai akan membai'at adik santri kami, sehingga dapat mencukupi hitungan itu?" tanya Sukowignyo, yang juga adalah seorang dari santri khos itu.

"Tidak, seusai tarawih nanti Kalian berlima (santri limo) pergilah ke Pondok Sokolimo. Sampaikan surat yang kutuliskan ini kepadanya, dan tunggulah apa perintahnya kemudian." perintah Sang Kiai, yang segera diiyakan semuanya.

"Insyaalloh!"

*****

Menjelang shubuh, perjalanan lima orang santri itu hampir memasuki lingkungan Pondok Sokolimo. Benar saja, ketika adzan shubuh berkumandang, mereka baru saja menginjakkan kakinya di pelataran pondok. Bersama dengan santri disana mereka menunaikan shubuh berjama'ah, kemudian menyampaikan surat gurunya itu.

Kiai Kusen Saidi sesungguhnya adalah adik kandung dari Kiai Kasan Besari, dan yang ditugaskan oleh almarhum Kiai Mohammad Kandi (almarhum ayah mereka) untuk mendirikan pondok di Sokolimo.

Setelah membaca surat dari kakaknya, dia kemudian menyurati adik bungsunya Kiai Hadits Syah di Pondok Nogobondo. Kemudian memerintahkan 20 orang santrinya bersama santri limo, untuk pergi mengantarkan suratnya.

Maka berangkatlah 25 orang santri itu menuju daerah Nogobondo, yang terletak di badan Gunung Bandhang. Gunung tempat tinggal para Siluman, yang terkenal masih dihuni kawanan Macan Loreng yang haus darah. Dan juga banyak hewan buas lainnya.

"Para santri semua, kita harus bergegas menuju Nogobondho. Sangat berbahaya, jika sampai nanti kemalaman di jalan," kata Kamidin, kepada rombongannya, "Kita akan menggunakan Sayipi Angin menuju kesana, apakah kalian sudah menguasainya?"

"Kami, sudah menguasainya Kang!" jawab semuanya.

"Baiklah, jangan lupa membaca basmalah terlebih dahulu sebelum berangkat!" seru Kamidin lantang.

"Bismillahirohmaanirrohiim!" teriak mereka hampir bersamaan, sebelum tubuh-tubuh mereka melesat menembus rerimbunan hutan.

(bersambung)

#RWCOdop2019
#onedayonepost
#day23

Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...