Jumat, 14 Juni 2019

Day24

Tragedi Geli Surat Permohonan Cuti
Oleh: Winarto Sabdo

Kasan melihat Juman keluar dari kantor perusahaan dengan bersungut-sungut, tidak ada senyum yang biasanya selalu berkembang dari bibirnya yang kehitaman. Dengan kasar dibantingnya selembar kertas putih yang sudah diremasnya menjadi bulatan kecil itu, di tempat sampah. Lalu dengan kasar pula dia menghempaskan pantatnya, duduk disisi sahabatnya.

"Arapa'a, Man? Ma' senga' reng ngosok ba'na, sakaloarra dheri dhelem Kantor?. Beremma, eberi ijin  cuti Dika?" tanya Kasan, sambil mencoba menenangkannya dengan tepukan di bahunya.

~Kenapa, Man? Kok seperti orang marah kamu, sekeluarnya dari kantor? Bagaimana, diberi ijin cuti kamu?~

Yang ditanya tidak segera menjawab pertanyaan itu, malah dengan gemas menjambak-jambak rambutnya sendiri.

"Beremma ta' ngoso'a, mara. Sataon bule alako, tadhe' saare jugen amenta' cuti. Jeriya kan beni bule menta ambu alako, eh esengguh enga' rowa bi' Personaliana!" jawab Juman, masih tampak dengan wajah gemas sekali.

~Bagaimana tidak marah, coba. Setahun bekerja, tidak seharipun aku minta cuti. Ini kan bukan aku mau minta berhenti kerja, ah disangkanya begitu sama Personalia!.~

Kasan menjadi merasa aneh dengan cerita sahabatnya itu, hatinya menjadi sangat penasaran.

"Sapa se gebay soratt pengajuen cutina, Man?"

~Siapa yang membuat surat pengajuan cutinya, Man?~

"Bule menta tollong ka, Midun. Dika kan tao mon bule ta' ngarte maca noles, San."

~Aku minta tolong kepada, Midun. Kamu kan tahu aku tidak bisa baca tulis, San.~

Kasan mengangguk pelan, di kepalanya masih berkecamuk sebuah pertanyaan yang mengganggunya. Kenapa pihak perusahaan tidak memberikan ijin cuti, kepada seorang karyawan yang 10 kali menyabet predikat Karyawan Teladan itu?.

Juman adalah sosok yang lugu, satu-satunya karyawan yang berhati sangat tulus. Dia dipekerjakan di perusahaan ini bukan karena dia melamar pekerjaan, tetapi sang Pemilik Pabrik sendiri yang memberikannya pekerjaan ini. Konon, lelaki Madura itu menyelamatkan Boss pabrik ini dari sebuah perampokan berbahaya.

Lalu apa yang sedang terjadi menimpanya, sehingga ijin cuti seminggu saja sampai tidak diperbolehkan?. Kasan lalu melirik tempat sampah, dimana bekas surat permohonan cuti Juman dibuang.

"Coba ambil kembali kertas yang kamu buang tadi, Man!" perintah Kasan padanya.

"Ada apa lagi, San. Aku sudah meremas-remasnya, karena marah tadi!"

(percakapan selanjutnya sudah diterjemahkan)

"Ambil lagi saja, aku hanya ingin tahu. Apa yang sudah dituliskan Midun, didalamnya!"

"Baiklah!" jawab Juman, yang dengan segera memukan bulatan kertas itu lagi.

Kasan menerima bulatan kertas itu, kemudian membukanya dengan perlahan. Terlihat jelas apa yang tertulis didalamnya, Kasan membacanya dalam hati.

Kepada Yth:
Kepala Personalia
Pt.Winarto Jaya Sentosa
Di Tempat.

Dengan Hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini saya;
Nama: Juman Bin Kasrit
Bagian: Kebersihan/Serbaguna
Sub Seksi: Umum

Dengan ini memohon agar kiranya diberikan ijin tidak masuk bekerja (cuti), terhitung mulai tanggal 29 Mei 2019 sampai dengan 5 Juni 2020. Keperluan: Keliling dunia.

Demikian surat permohonan ini saya buat dengan sebenarnya, harap maklum.

Nganjuk, 21 Mei 2019.
Hormat saya,

(Juman bin Kasrit)

Kasan tidak lagi bisa membendung gelak tawanya, setelah membaca sekali saja apa yang tertulis disitu. Tentu saja perbuatannya itu telah membuat Kasan terheran-heran, tetapi dia tidak mencoba menanyakannya.

"Sekarang, pergilah meminta kertas permohonan cuti lagi!" katanya, sambil dengan kesulitan menahan gelak dan tawanya.

"Kenapa harus meminta lagi, San?" tanya yang disuruh.

"Sudah, pergi ke kantor sana! Nanti ganti aku yang nulis, permohonannya!"

Dengan malas lelaki 65 tahun itu berjalan lagi menuju kantor, dia percaya Kasan tidak ingin mencelakakannya.

Sementara itu, Kasan melanjutkan tawa riangnya setelah tubuh Juman masuk kedalam kantor.

"Hahaha, Midun ada-ada saja kekonyolannya pada orang tua. Masak minta ijin cuti setahun? Keperluannya untuk keliling dunia, lagi!" Kasan tak dapan menahan kegeliannya, jika teringat bunyi surat ijin cuti Juman itu.

-Tamat-

#RWCOdop2019
#onedayonepost
#Day24

Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...