Minggu, 23 September 2018

Murtad

Suparman menengadah menuju langit
dengan pandangan marah
dengan tatapan benci
seolah dia sedang menantang mata Tuhannya

"Ayo... berikan cobaanMu pada yang hina ini!!!"

Teriakanya memendam rasa sakit
Bukit wingit pepohonanya berderit
Seakan turut menjerit.

Suparman baru saja kehilangan
anak semata wayangnya, binasa
oleh petir yang Maha Kuasa.

"Tuhan! Sekejam apakah kutukanmu? Selalim apakah murkamu? Timpakan padaku Tuhan!!! "

"Aku sudah bosan menjalani hidup ini! Aku sudah jengah mengikuti perintahMu!"

"Selama ini aku bersujud ... berharap padaMu,
kasihanilah keluargaku, sayangilah keluargaku, cintailah keluargaku"

"Tetapi Kau binasakan anakku!"
"Anak semata wayangku!"
"Mengapa, Tuhan?!"

Tangisnya pun pecah berderai. Seluruh alam berkabung. Pepohonan kaku tak bergerak...
matahari terdiam tertutup awan...
angin berhenti bertiup....

"Murtadlah aku padaMu!"
Suparman mengangkat sumpahnya

Suminah berlarian menembus ilalang. Kedua telapak kakinya berdarah oleh bebatuan,
dan segala onak duri penghalang. Terjatuh bergulung dan bangkit lagi.

Bersimpuh dia di kaki suaminya. Air matanya membasuh kaki Suparman,
kencang memeluk kedua kaki sang imam.

"Istighfar Kang!!!" 

Jeritnya memohon didengarkan

"Sadarlah... ini hanya ujian!"

"Anak ini mati sebagai pilihan Tuhan,"

Suparman terdiam. Menyadari lah buta karena kesedihan. Khilaf karena remuknya kehilangan. Terduduk lemas bagai tiada bertulang. Tangisnya pecah dalam pelukan istri tersayang.

"Tuhan... mohon maaf atas dosaku, khilafku, kesalahanku,  penentanganku, aku bersujud kepadaMu!"

Belum usai permohonanya, ketika berhentilah detak jantungnya. Berhentilah nafasnya. Putuslah nyawa dalam do'anya. Matilah dia dalam pelukan istri tercintanya.

Suminah menjeriti kepergianya. Tangisnya bagaikan derasnya hujan.


Alampun kembali berduka.
Menggamit tubuh mereka dalam keremangan senja.
Menghantar gulita menyelimuti tubuh-tubuh mereka.

18 komentar:

Nurul Hidayah mengatakan...

kl mau di publish baca ulang dong ... typo dn kata yang dobel bs di edit ... selebihnya bagus.

Nurul Hidayah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Nurul Hidayah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Winarto Sabdo mengatakan...

sing endi to bu Nur sg dobel2 tulisane ki ???, but away...tetima kasih sudah mampir...eh kok dihapus komen ngisor kuwi???

Wakhid Syamsudin mengatakan...

Wawwww

Ciani Limaran mengatakan...

Wiihhh ngeri... nyariss

MS Wijaya mengatakan...

Jadi inget film kafir yg mainnya aming. 😰😱

CARITA mengatakan...

seremm, tapi keren.. (y)

Winarto Sabdo mengatakan...

meong...

Winarto Sabdo mengatakan...

yyyeeeaaahhh...

Winarto Sabdo mengatakan...

kronologinya mirip sih...

Winarto Sabdo mengatakan...

kwren dan serem itu beaury and the beast...

Winarto Sabdo mengatakan...

kwren dan serem itu beaury and the beast...

Winarto Sabdo mengatakan...

kwren dan serem itu beaury and the beast...

Winarto Sabdo mengatakan...

kronologinya mirip sih...

Winarto Sabdo mengatakan...

yyyeeeaaahhh...

Winarto Sabdo mengatakan...

meong...

Rusdi S.Pd mengatakan...

Lagi lagi
Nggak bosen baca karya karya.y

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...