Rabu, 26 September 2018

Perempuan Banjar Paseban The Series (Bagian 1)

Tahun 2000.
Kehebohan terjadi di semua massmedia, media televisi, Surat Kabar, bahkan Stasiun Radio pun turut mengabarkan, tentang "Menghilangnya Konglomerat dan Milyuner Muslim, Salam Salim". Seorang milyuner, putra tunggal Konglomerat almarhum Bakri Salim... Yang terkenal sebagai Raja Perhotelan, Raja Perkapalan, Raja Pertambangan, Raja Real Estate, dan Raja Perindustrian, pemilik puluhan pabrik di seantero Nusantara. Sebuah Harian Ekonomi Nasional melansir, kekayaaan Bakri Salim adalah 2,3 Triliun Rupiah. Dan sepeninggalnya, harta kekayaanya itu jatuh ke tangan Putra Tunggalnya, Salam Salim.

Salam Salim tak seperti Ayahnya, tak banyak media yang dapat meliput kehidupanya. Keberadaanya, hanya terungkap dari wawancara ayahnya di salah satu Stasiun Televisi swasta Nasional. Tidak ada seorang pun yang tahu wajahnya, selain foto kelulusanya dari Harvard University beberapa tahun silam... Setelah seorang wartawan senior Amerika, membocorkanya untuk media Indonesia.

Dan sosok misterius itu menghilang, setelah semua asset warisanya dikabarkan terjual.. Dan beralih ke tangan Jack Na sang super konglomerat itu. Dengan mengantungi kekayaan sebanyak itu, Salam Salim bisa berada di mana saja... Berfoya-foya sepanjang hidupnya.

Keberadaanya Pria yang diduga berumur 40 Tahun itu tak terendus, ia bagai hilang ditelan bumi. Polisi memang tidak melakukan penyelidikan, atau pun melakukan pencarian... Karena tak seorang keluarganya pun, yang melaporkan kehilanganya. Dan memang tidak ada yang tahu, apakah dia masih mempunyai keluarga lainnya. Tetapi FBI telah melansir pernyataan, melalui juru bicaranya... Yang menyatakan, bahwa Tuan Salam Salim dalam kondisi yang baik-baik saja. Dimana keberadaanya kini, tidak ada yang bisa menjawabnya.

***

Tahun 2015.
Ruang redaksi Super Press terlihat begitu sibuknya, bunyi benda bergesek, bunyi printer, bunyi mesin foto copy, bunyi sepatu dan high hill yang menghentak lantai, begitu kontras dengan suara percakapan para karyawannya.

Sebuah teriakan dari arah meja di pojok ruangan, membuat suasana seketika menjadi sunyi senyap,

"Fatim! Channel 7!"

Fatimah sudah memahami arti teriakan, dan isyarat dari sejawatnya itu. Dengan cekatan, diraihnya remote dari atas meja kerjanya... Kemudian mengganti channel televisi di ruangan itu. Seketika semua yang ada di ruangan itu terdiam, khusuk menyimak berita yang sedang ditayangkan. Pembawa acara, sedang membacakan berita terkini.

"... kawasan berpagar, itu disinyalir adalah tempat bermukimnya komunitas atau golongan penduduk... " 

tiba-tiba seseorang mencolek pundaknya, saat menoleh... ternyata asistenya, Roland.

"Ada apa, Land?" yang ditanya malah mengarahkan telunjuknya, ke ruangan Direktur di ujung ruangan.

"Dipanggil Boss... Buruan kesana, daripada dia keluar dan teriak-teriak," kata Roland, setengah menarik bahu Fathimah. Dia adalah Wartawati senior di Kantor Pemberitaan itu, meskipun usianya masih 25 tahun. Wanita Jawa itu terkesan penuh misteri, selalu mengenakan gamis, bercadar, dan berkaca mata. Nyaris orang tidak pernah tahu, secantik apa wajahnya jika tidak berhijab. Bahkan Susanti, sekretaris pribadinya pun belum pernah melihatnya sekali saja tidak berhijab.

Fathimah lalu berjalan menuju ruang Direktur, entah mengapa dia berfikir harus membawa serta surat proposal... Yang beberapa hari lalu, pernah diajukanya pada Direktur. Ketika itu Pak Ridwan menolak proposalnya, meminta agar merevisinya.

Sampai di depan pintu ruangan direktur ia berhenti, kemudian mengetuk pintunya tiga kali.

"Masuk!" terdengar Pak Ridwan mempersilahkanya masuk, diapun membuka pintu itu.

"Pak Ridwan memanggil saya?" tanya Fathimah sambil berjalan, mendekati meja direkturnya itu.

"Duduklah... Kamu bawa proposal proyekmu kemarin, itu?"

Tergesa, dia mengulurkan map berwarna merah itu. Kemudian, dia duduk diseberang meja. Memandang tumpukan map di meja, yang mungkin juga proposal proyek rekan Wartawannya. Sesekali, pandanganya mengarah pada Pak Ridwan yang tampak sangat serius membaca proposalnya itu.

"Kamu serius, ingin melakukan expedisi ini? Kamu yakin akan mendapatkan berita potensial, dengan proyekmu ini?" pria itu mengeryitkan dahinya, sambil mencoba meraba kesungguhan di wajah anak buahnya.

"Saya yakin, Pak... sudah dua bulan ini saya melakukan observasi, dan saya yakin akan keberhasilan proyek ini,"

"Baiklah, saya setujui proyek kamu. Saya juga setujui juga, permintaan kamu... Atas sarana pendukungmu, kamu boleh memakai kendaraan perusahaan. Saya setujui juga semua team kamu, 1 orang driver, 1 orang camerament, 1 orang assistant, dan kenapa kamu butuh dokter juga?" Pak Ridwan, kembali memandang wajah Fathimah dengan serius.

"Itu... Karena yang akan kami datangi adalah obyek berbahaya, Pak. Kami harus mulai berjalan kaki, sejauh 20 kilometer dari obyek tersebut, Pak. Menembus hutan pribadi, yang bahkan menurut sumber saya... Penduduk sekitar tempat itu pun, tidak pernah memasukinya,"

"Baiklah... Urus akomodasinya sama Erina, sekarang kamu boleh keluar,"

"Alhamdulillah... Terima kasih Pak, saya berjanji takkan mengecewakan kepercayaan, Pak Ridwan," dengan kedua tangan didada dia menghaturkan terima kasihnya, Pak Ridwan pun telah mahaminya. Satu-satunya karyawan yang belum pernah menyalaminya adalah Fathimah Nabila, tetapi dia dapat mengerti prinsip bawahannya itu.

Dengan wajah girang... Dengan langkah tergesa, dia keluar dari ruangan itu. Kemudian berlari menuju ruangan redaksi, dan berteriak...

"Yeeesss... Alhamdulillaah... Proyekku disetujui!" kalau saja tidak ingat penampilanya yg berhijab, dia pasti sudah menari di atas meja kerjanya. Semua di ruangan itu ,seperti ikut merasakan kegembiraanya.

"Kita rayakan keberhasilan proyekmu ini, Tim. Nanti malam, kita pesta bersama-sama!" teriak Roland disambut tepuk tangan, dari teman-temannya. Fathimah, mau tidak mau hanya bisa mengiyakan pernyataam asistenya itu dengan anggukan kepalanya.

(bersambung)

Nganjuk, 27 September 2018

Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...