Selasa, 25 September 2018

Wong Jowo Menentang Shakespeare

Apa arti sebuah nama? Begitu kata Shakespeare.Pernyataan ini, tentu saja akan dibantah keras oleh Wong Jowo (Orang Jawa), dimana nama masih sangat dimaknai dan di-sakral-kan. Wong Jowo tidak serta merta menamakan buah hatinya, hanya karena nama yang indah semata. Karena, bagi orang Jawa... Nama, bukan hanya tetenger (tanda), atau julukan (panggilan) saja. Lebih dari itu, nama adalah do'a dan harapan orang tua... Kepada anak yang akan diberi nama, dalam mengarungi kehidupanya kelak. Jadi, setiap nama harus berisi do'a dan pengharapan, tidak asal keren dan bagus saja.

Jaman dulu, orang jawa dapat dikenali hanya dari namanya saja. Jaman sekarang, kebisaan ini sudah mustahil terjadi. Karena kearifan ini, sudah diabaikan oleh wong Jowo modern. Nama anak mereka sudah lepas dari kejawaanya, Ahmad, Muhammad, Veronika, Novita, Ferry, Jessika,  mungkin karena telah tertelan modernisasi... Atau karena sudah tidak memahami, ke-adi luhung-an (keunggulan) pemberian nama.

Pada tradisi orang Jawa, pemberian nama seorang bayi adalah sakral, sebegitu penting... Sehingga harus diadakan bancakan sepasaran (upacara hari kelima kelahiran bayi).
Pada hari kelima usia bayi, dia akan diberikan nama oleh orang tuanya. Disaksikan kerabat dekat, atau kerabat jauh yang sengaja didatangkan. Mengundang tetangga, kenalan, handai taulan, dan juga tokoh masyarakat setempat. Para undangan tersebutlah, yang akan menyaksikan pemberian nama itu.

Biasanya, dalam acara sepasaran itu diselenggarakan pembacaan tahlil atau barzanzi. Sebuah tumpeng, dan berbagai jajanan pasar pun dihidangkan. Dan acara puncaknya, adalah pemberiam nama sang bayi. Ditutup dengan do'a selamat, dan makan bersama.

Untuk upacara sepasaran ini, biasanya dibarengi dengan Akikah. Untuk bayi perempuan sisembelihkan seekor kambing, dan yang laki-laki dua ekor kambing. Bagi yang tidak mampu, mereka hanya memotong empat sampai lima ekor ayam.

Ritual pemberian nama ini, sangat penting bagi wong Jowo. Sebuah keharusan, dan harus dilaksanakan... Atau dalam kepercayaan mereka, akan berdampak buruk jika tidak dilaksanakan. Terhadap kelangsungan hidup, dan keberuntungan sang anak di kemudian hari.

Mungkin hanya sebuah nama, tetapi wong Jowo tidak mau menggampangkanya. Mereka sangat berkewajiban, memberikan nama yang baik kepada anaknya. Sebuah nama yang diharapkan dapat nyengkuyung (mendukung) keberadaan sang anak di dunia ini. Sebuah tekad yang bijaksana, meskipun mungkin falsafah ini telah mulai memudar.

Dibawah ini adalah contoh nama wong Jowo yang sarat makna :
1.  Sukarno (pendengaran baik)
2.  Suharto (kesabaran baik)
3.  Sukarwo (pembawaan baik)
4.  Sujiwo (jiwa baik)
5.  Winarto (keselamatan)
6.  Susilo (sopan santun)
7.  Bambang (putra/pria)
8.  Yudhoyono (kereta perang)
9.  Prabowo (kesaktian)
10.Subianto (pertolongan baik)
11.Joko (putra/pemuda)
12.Widodo (selamat)
13.Sri (benih unggul)
14.Puji (do'a)
15.Astutik (keselamatan)

Jadi, setiap wong Jowo memiliki nama yang pasti memiliki makna, mengandung harapan, dan do'a. Bagaimana dengan nama Anda?

Nganjuk, 27 September 2018

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya juga pernah nulis tentang tema nama juga.. 😁

Winarto Sabdo mengatakan...

hay mas Ahmad Dairibi... ini tulisan juga ngarang seingatku saja... nunggu yang lain komplin wkwjwk... rerima kasih sudah berkunjung

FathinFar mengatakan...

SBY! :D

Winarto Sabdo mengatakan...

Jokowi juga ada..wjwjwk...terima kasih sudah mampir

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...