Sabtu, 29 September 2018

Perempuan Banjar Paseban The Series (Bagian 2)

Setelah pesta meriah yang menghabiskan waktunya semalam, gadis itu terbangun oleh suara waker... Di meja samping tempat tidurnya. Dia menggeliatkan tubuhnya, yang masih terbalut selimut tebalnya.

"Alhamdulillaah barokallah fii umriik..." terdengar selirik do'a dari bibir mungilnya, mengiringi gerakanya turun dari tempat tidurnya.

Fathimah mengecek pesan di gawainya, 916 pesan di grup whatsapp. Dia tersenyum membayangkan, sepanjang malam mereka... Teman-temannya saling berkirim pesan, sementara dia tertidur pulas karena kekelahan. Kemudian matanya tertuju pada sebuah foto berbingkai emas, yang selalu terpajang di meja kerjanya... Foto kedua orang tuanya, mereka sudah meninggal dalam sebuah kecelakaan 5 tahun lalu. Diambilnya foto itu, lalu dikecupnya,

"I miss you Pa... Ma... Miss You"

keasyikan mengenang orang tuanya, terganggu oleh suara panggilan di handphonenya. Susanti, sekretaris pribadinya memanggil.

"Assalamualaikuum... Hai San, ada apa... Sepagi ini sudah meneleponku?"

"Waalaikumusalaam... ini sudah siang kelleees... Cuma mau ngingetin, kamu ada meeting dengan sponsor jam 10 ini,"

"Ini jam berapa?" tiba-tiba sesaat dia menjadi konyol, karena sebemarnya dia sedang menatap jam dinding di kamarnya. Jam 09:11 menit?!

Fathimah membuang gawainya ke atas springbed... Berlari menuju kamar mandi, gerakanya seperti kung fu panda. Yang masih tersambung di jaringan itu, terdengar mengomel dengan gemasnya...

"Sekarang apa? Berlari ke kamar mandi lagi? Bergaya seperti kungfu panda lagi? Fathiiiiim... Kesini Lu... Gue siram pakai air cucian nih!!!" Fathim yg samar-samar masih mendengar celoteh sekretarisnya, terkekeh-kekeh diantara senandungnya yang cempreng.

***
Pukul 09:45 menit... Fathimah berlarian dengan gamis hitamnya, menyusuri lorong-lorong Super Press... Beberapa sapaan dibalasnya dengan gerakan tangan, kecuali salam yang diucapkan... dia membalasnya pula dwngan salam. Ruang Redaksi dilewatinya, meninggalkan rerasan teman-temannya.

"Wah, pelari bergamis lewat..."

"Ketinggalan waktu shalat, Bu?"

"Pasti terlambat lagi,"

"Dia pasti diomelin sekretarisnya yang Killer"

"Hahahaha!!!" mereka pun tetgelak bersama, Fathimah hanya tersenyum simpul... itulah teman-temanya, yang selalu menyemangatinya.

Diujung lorong, di depan pintu ruang meeting sudah berdiri sekretarisnya dengan gelisah... Susanti segera menyambutnya dengan omelan.

"Huh... Lain kali, jangan sok pesta-pestaan lagi. Kesiniin mapnya, tuh para donatur dan sponsor sudah menunggu,"

Fathim membuat isyarat dengan tangannya pada Susanti, "Aku tidak ingin berdebat denganmu kali ini, aku kehabisan nafas!" mungkin, seperti itu arti isyarat gerakan tangannya. Mereka berdua pun, segera memasuki ruang meeting. Ketika pintu ruang meeting terbuka, Fathimah mengucao salam dengan tegas.

"Assalamualaikum!" 

"Waalaikumusalaam!" terdengar sambutan dari beberapa di ruangan itu, Fathimah mengarahkan pandanganya ke semus yang hadir, karena dia mendengar suata has dari seseorang... seseorang dari masa lalunya, seseorang yang memporak porandakan hidupnya.

Yah, Burhannudin Abdilah ada diantara yang duduk disana. Branch Manager dari Perusahaan Multinasional, yang menjadi rekanan perusahaannya. Seseorang yang selama setahun lamanya, seakan pasti akan menjadi Imam rumah tangganya... tapi kemudian malah meninggalkannya, dan menikahi Sekretarisnya sendiri. Tak seyitik pun dia membenci lelaki itu. meskipun hatinya hancur berkeping-keping... dia tetap meyakini itu semua adalah kehendak Alloh semata.

'Maafkan keterlambatan saya, semoga tidak mengganggu jalanya rapat ini," berkata begitu dia memandang Pak Ridwan managernya, yang seakan tak perduli dengan tatapan darinya.

"Baiklah rapat kita mulai saja, akan saya perkenalkan kepada kita semua... yang hadir pada saat ini," Pak Ridwan membuka pembicaraan, "Diujung sebelah kiri adalah Bapak Yonathan Ftisly... Aree Manager PT. Nusa Tiga. Didebelah beliau, adalah Ibu Maria Natawijaya... beliau Manager Penyiaran televisi RTPI. Diujung sebelah kanan adalah Bapak Burhannudin Abdilah, Branch Manager PT. MULTI JASA RAYA. Di sebelah beliau... Ibu Martini Said dari dari PT.CELLKOMSEL. Disebelah saya adalah  Fathimah Annisa, senior Direksi di perusahaan kami," begitulah meeting pun dimulai, mereka membicatakan tentang peluang proyek ini. Dan yang seperti Fathimah haraokan, akhirnya semua rekanan menyetujui... untuk membantu proyek ini, denhan catatan-catatan yang saling mengumtungkan tentunua.


(Bersambung)

2 komentar:

ummuarrahma@gmail.com mengatakan...

Suka banget kalau update lagi kirim link nya ya. Sayang banyak ketemu typo.

Winarto Sabdo mengatakan...

terima kasih kritik dan sarannya... pasti akan aku kirim nanti yaaa...

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...