senja meremang merah membara
tatkala turun bidadari dari kayangan para dewa
menuju danau kecil untuk membasuh raga
bercanda bagai sekumpulan dara
jaka tayub mendekatkan mukanya
disaat mereka mulai membuka busana
di dalamnya pun tampak begitu adanya
tak secantik kata dongeng dahulu kala
pemuda itu membuang muka
melihat yang telanjang pun tiada selera
para bidadari merasa terhina
menangis meraung bagai prahara
manusia tak butuh bidadari untuk cinta
hanya butuh nyali dan sedikit harta
ke mol atau pinggir jalan raya
tempat bidadari menjajakan cinta
tujuh bidadari sungguh malang merana
tak ada lagi pemuda mencuri selendangnya
berhamburan mereka terbang ke asalnya
membawa serta tangis dan air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar