Rabu, 30 Januari 2019

Jhon Kenthir

Jhon Kenthir memaki dan mengumpat di sepanjang perjalanannya ke rumah, kadang kakinya dihentakkannya ke tanah saking kesalnya. Baru kalibi ini mengalami nasib tersial sepanjang hidupnya.

"Tengsin! Tengsin bener! Ketemu gebetan, pas disuruh ngutang deterjen sama Emak! Dasar sial!" racaunya di sepanjang perjalanan.

Ini Flashback, yang membuat Jhon Kenthir semakin kenthir. Motor baru saja distandarin, dia langsung berjalan menuju warung Cik Betty. Nah disana sudah ada Alexa dengan barang belanjaannya, Jhon Kenthir memang meleng... sehingga dia tidak memperhatikan Alexa yang sedang berharap terlihat olehnya.

"Cik, disuruh Emak ngutang deterjen!" tanpa basa-basi, Jhon Kenthir langsung beekata pada si empunya warung.

"Yang renceng apa yang kiloan, Jhon?" tanya Cik Bet, sambil memandang pemuda kurus yang jarang kramas itu. Jhon Kenthir melupakan sesuatau, dia tidak bertanya deterjen yang dimaksud Emaknya. Digaruk-garuklah kepalanya, yang pasti sangat gatal rasanya itu.

"Kasih aja yang kiloan, Cik" jawabnya kurang pasti,"Kasih aja yang biasanya Emak beli, Cik."

Saat Cik Bet sedang mengambilkan deterjen, tiba-tiba muncul sebuah tangan dengan selembar uang seratusribuan di depan matanya. Dengan segera, Jhon Kenthir menoleh pada pemilik tangan dan uang tersebut. Dan dia langsung jatuh terjengkang saking kagetnya, mengetahui si pemilik adalah Alexa gadis idola hatinya, impian dan harapannya. Gadis pujaan seluruh pemuda dan duda di kampung halamannya, semua jatuh cinta pada gadis pegawai Bank yang cantiknya tiada bandingan itu.

Jhon Kenthir belum sempat bangun dari jatuhnya, ketika tangan itu kembali menyodorkan sehelai uang di depan hidungnya.

"Pakai saja uangku, untuk membayari deterjen itu" kata Alexa dengan suaranya yang merdu, bagaikan suara Raisa Aryani. Bukannya menyambut baik ketulusan gadis idolanya itu, Jhon malah seperti melihat setan. Matanya melotot, keningnya berkeringat dingin, lidahnya tiba-tiba menjadi kelu tak sanggup bersuara.

Dengan merayap ke diniding warung, walaupun dengan susah payah akhirnya Jhon pun kembali berdiri. Menoleh kepada sang ayu jelita nan indah dipandang mata itu, hati Jhon tergetar mengagumi kecantikkan mantan Miss Sukoharjo itu. Rasa kagum yang berlebihan, membuat jantungnya berdetak dengan kencang, tubuhnya gemetaran, sendi kakinya seakan tak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Dan ini adalah tanda-tandanya akan pingsan, untung dia menyadari itu. Dengan diiringi pandangan 'keheranan' dari Cik Bet dan Alexa, Jhon Kenthir beringsut sedikit demi sedikit menjauhi warung. Ketika sampai di jalanan paving di depan warung iti, dia segera ngacir dengan kekuatan super. Sungguh sangat tergesa meninggalkan warung itu.

Karena sepanjang jalan mengumpat dan memaki, maka perjalanan ke rumahnya jadi tidak terasa jauh. Sampailah Jhon Kenthir di halaman rumahnya, dia melihat Emaknya sudah berdiri di depan pintu rumah dengan berkacak pinggang. Matanya melotot garang, anak tetangga pernah langsung kesurupan melihat wajah Emak Jhon yang tegang.

"Heh, bocah sableng! Dari mane aje lu?! Mane pesenan deterjen Emak, hah?! Dan lu taruh mane motor butut, lu?!"

Hiawata!!!
Jhon Kenthir baru saja mengingat sesuatu, motor bututnya tidak terbawa waktu dia oulang. Dan tentu saja deterjen Emak, juga masih ketinggalan di warung.

"Ape, lagi?!" melihat anak kurusnya celingukan kesana mari, Emak Emik jadi kurang sabar. Diambilnya sapu lantai, kemudian diacungkannya pada anak tunggalnya yang tidak tampan itu.

"Bengong, aje! Cepat ambil sanaaaaaaa!!!"

Seperti biasanya, dia lolos dari lemparan sapu dari Emaknya. Cukup bangga juga dapat lolos dari lemparan Emak Emik, tukang sayur yang sudah kabur ngebut 20 meteran dari Emak Emik bisa dijatuhkannya dengan gagang sapu ini.

Jhon Kenthir segera berlari menggunakan ilmu meringankan tubuh, dia memang sudah ringan karena sangat kurus sih. Secepat dia berlari, secepat itu juga dia menghentikan langkahnya. Dia melihat Alexa tengah mengendarai motor bututnya, berhenti tepat di depan hidungnya.

"Awas, jangan lari lagi!" seru Alexa sembari mematikan mesin motor itu.

Si kurus yang tidak tampan itu tercekat, diam tapi gemetaran. Dia takut, tiba-tiba Alexa mendekatinya dan mencium lembut pipinya. Bukan hanya bisa pingsan dia, mungkin malah kejang-kejang sambil berbusa mulutnya. Ayan???

"Ini deterjennya, ini kontak motornya. Latihan ketemu orang cantik ya, jangan kaya melihat setan begitu. Dan satu lagi, panik boleh saja... tapi lihat-lihat dulu kalau pakai sendal orang itu!" kata Alexa sambil menunjuk kaki jeber Jhon Kenthir, yang ternyata memakai sandal cewek warna pink. Dia tidak menyadarinya, sandalnya tertukar waktu di warung Cik Betty tadi. Dengan gemetaran dia melepaskan sandal pink bermotif bunga dan kupu-kupu itu, lalu dengan tangan gemetaran memberikannya di dekat kaki Alexa. Tanpa sengaja dia memandang agak ke atas kaki putih mulus Alexa, jantungnya berdegup sangat kencang, tubuhnya gemetaran tidak terkira.

Alexa malah berbuat usil, melihat Jhon Kenthir yang tercengang memandangi kaki dan sedikit pahanya. Alexa mengangkat kaki kanannya agak tinggi sehingga terlihatlah celana dalamnya, akibatnya sungguh sangat fatal. Jhon Kenthir jatuh terguling di tanah, matanya melotot, kejang-kejang mulutnya berbusa. Alexa jadi sangat panik dan ketakutan, seketika dia berteriak meminta pertolongan.

"Tolong! Tolong! Jhon Kenthir pingsan!"

"Eh, dia kejang-kejang!"

"Dia sekarat!"

"Thir! Mati kaga lu?!"


Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...