Rabu, 06 Februari 2019

Dangdut's Familiy

Begini nih, jadinya. Kalau orangtua keranjingan musik dangdut, imbasnya jadi kemana-mana. Sepanjang hari tidak terlepas dari apa pun tentang dangdut, pagi, siang, malam, hanya terdengar lantunan musik dangdut di rumah ini.

Itu masih kuanggap wajar, mungkin di luaran sana juga banyak yang seperti keluargaku ini. Tetapi kalau sudah menyangkut nama anak-anaknya yang dangduters, mungkin hanya orangtuaku saja di seluruh dunia dan alam semesta ini. Karena kecintaan, atau kefanatikan, atau ketidak mikiran akan nasip si pemakai nama itu, Bapakku memberi nama anak-anaknya dengan nama-nama penyanyi dangdut idolanya.

Kakak sulungku yang laki-laki diberinya nama Rhoma Irama, sekarang dia sudah menikah dan memiliki 3 anak di Berau Kalimantan Timur. Kakak keduaku yang perempuan diberi nama Iis Dahlia, ini masih mendingan. Tiba giliran mem erikan nama kepadaku, ini yang membuatku pusing tujuh keliling. Nama Bapakku Muhammad Kobar Nurulloh dan nama Ibuku Habibah Nagshobandiyah, dan aku diberinya nama Rita Sugiarto. Lhah?! Sugiarto itu siapa?.

Gara-gara nama itu aku menjadi korban bullying setiap hari, sejak aku TK pun namaku selalu menjadi pergunjingan para ibu-ibu. Waktu SD di bully teman SD, saat SMP di ledekin teman SMP, sekarang ketika aku sudah SMA, tidak hanya teman yang menggodaku dengan sebutan 'Pacar Dunia Akhirat' para Guru pun sering menyebutku 'Sabar ya, Say!' (jargon Rita Sugiarto ketika menjadi juri di ajang pertandingan dangdut di sebuah tv swasta). Dan sialnya lagi, setiap ada kegiatan acara di sekolahku, mereka selalu memintaku untuk menyanyikan lagu Rita Sugiarto.

Untunglah darah Ibuku yang mantan vokalis hadrah dan samrah mengalir deras dalam darah di tubuhku, aku dikaruniai suara merdu dan ndangdut sekali. Walaupun aku kurang menyukai irama musik dangdut, tetapi demi nilai akademisi aku mau mempelajari lagu-lagu dangdut. Tetapi sesungguhnya aku lebih menyukai musik aliran heavy metal dan hard rock. Dan itu tentu saja tidak mendapat apresiasi 'bagus' dari keluargaku.

Lebih parah lagi ketika kami membuat panggilan videocall, sudah seperti film Satria Bergitar saja layaknya.

"Abang Rhoma, bagaimana khabarmu di Kalimantan?" tanya Kak Iis Dahlia.

"Alhamdulillah... ter... ba... ik," jawab Bang Rhoma sambil menirukan logat Bang Rhoma aslinya,"Dan... bagaimana kahabarmu hay adinda, Rita Sugiarto?" tanyanya padaku.

"Aku baik-baik saja, Bang Rhoma. Kak Isda, bagaimana kabarmu?" jawabku sambil menanyakan juga kabar Kakak perempuanku.

"Baik, Rita. Bagaimana rapormu semester ini, Dik?"

"Jeblok, Kak."

"Apa? Jeblok? Sungguh ter... la... lu..." sahut Bang Rhoma yang langsung tergelak sendiri.

"Bagaimana kabar anak-anakmu, Bang?" tanya Kak Isda. Terlihat Bang Rhoma sedang berfikir sebelum menjawabnya.

"Alhamdulillah, mereka semua baik. Cita-citata tahun ini mulai masuk SMA, Nella Kharisma masuk SMP juga tahun ini, dan si bungsu Via Vallen... dia naik ke kelas 3 SD. Sebaliknya, bagaimana anak-anakmu Is?"

"Sama, Bang. Si kembar Risky dan Ridho juga naik kelas 6 tahun ini, adiknya Lesti naik kelas 2, dan si bungsu Evi Masamba baru mau masuk PAUD, Bang."

"Dan engkau, wahai adinda Rita Sugiarto. Bagaimana hubunganmu dengan Nazar Sungkar, hah?"

"Sudah putus, Bang. Dia sedang bersama Benigno Aquino sekarang" sambar Kak Isda.

"Bukan kelles... sekarang aku lagi dekat dengan Meggy Z, Kak!" aku segera mengklarifikasinya dengan cepat.

"Meggy yang kau bilang jualan tahu bulat, itu?!" Kak Isda nampak terkejut mendengar jawabanku, aku tersenyum.melihatnya.

"Itu Saipul Jamil, Kak. Meggy mah driver ojeg online, atuh" jawabku.

"Ter... la... lu...." kata Bang Rhoma mengakhiri pembicaraan kami.

Nah sekarang bayangkan apa yang terjadi dengan keluarga kami, sungguh sangat 'berat' menjadi salah satu dari anggota mereka. Tetapi seseungguhnya, aku bangga dengan keluargaku. Aku tulus dan ikhlas menjalani hidup sebagai Rita Sugiarto.

(Tamat)

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...