Sabtu, 23 Februari 2019

Dikutuk Mitos

Setelah 20 tahun lamanya tidak saling bertemu, tiga orang sahabat yang dahulu tergabung dalam satu team Pecinta Alam, akhirnya memutuskan untuk mengadakan reuni. Mereka dulu tergabung dalam PA (Pecinta Alam) Mayapadapala, bermarkas di Gunung Gangsir, Pasuruan, Jawa Timur.

Setelah ekspedisi terakhir ke Gua Kucing, di Desa Sumberasih, Kecamatan Mayangan, Probolinggo, yang terletak di sebuah pulau kecil bernama Pulau Gili. Mereka berlimapuluh memutuskan untuk menghentikan kegiatan kependakian, ekspedisi, dan camping, dengan berbagai alasan-alasan pribadi. Sebagian besar anggota memang bukan berasal dari Pasuruan, banyak yang dari Malang, Probolinggo, Sidoarjo, Kediri, Blitar, bahkan Ketuanya berasal dari Ngapohon

Memang dari kelimapuluh orang itu hanya empat orang yang seakan bersaudara, di setiap kegiatan, mereka selalu ada bersama. Malon dari Malang, Pasto dari Pasuruan, Bliko dari Blitar, dan Nato dari Nganjuk yang berwajah paling mengenaskan diantara keempatnya. Tapi dia adalah ketua dan Komandan team.

Tanpa diketahui anggota yang lainnya, mereka memiliki rahasia tersendiri. Sebagai seorang pendaki, banyak kisah perjalanan yang sudah mereka koleksi. Tergigit ular, kena bulu ulat, dikejar anjing liar, termakan nyamuk waktu menguap, itu sudah biasa, hanya satu yang sangat mereka hindari.

Menginjak kodok saat pendakian, mitosnya sungguh sangat menakutkan. Barang siapa menginjak kodok di tengah hutan atau pegunungan, kelak jika menikah akan mendapatkan pasangan yang buruk rupa. Dan semua pendaki, atau pecinta alam manapun pasti pernah mendengar cerita ini, dan rata-rata mereka mempercayai mitos tersebut.

Dan sialnya, tiga orang dari empat sekawan itu pernah menginjak kodok. Kecuali Nato yang memang sudah buruk rupa, kodok juga pasti akan lari terpontang-panting menghindari injakan kaki pemuda tonggos itu. Tanpa menginjak kodok pun ketiga temannya sudah yakin, Nato pasti kesulitan mendapatkam jodoh yang berwajah tidak buruk.

Setelah duapuluh tahun berpisah, suatu hari mereka bertemu di rumah salah seorang diantaranya. Setelah bercengkerama, bersenda gurau, melepaskan segala kerinduan, mereka merencanakan reuni pendakian hanya mereka berempat bersama istri masing-masing. Kebetulannya, keempat istri mereka itu juga bekas pendaki dan pecinta alam. Tetapi keempat pasangan itu,juga belum sekalipun pernah bertemu dengan pasangan lainnya. Akirnya mereka sepakat, mereka berkumpul lagi untuk pergi mendaki bukit kenangan. Hari dan jam sudah disepakati, sebelum akirnya mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

*****

Tibalah hati yang di tentukan, Nato sampai di tempat pertemuan terlebih dahulu. Sambil menunggu kawan-kawannya datang, istri Nato berinisiatip memesankan kopi di sebuah warung satu-satunya di tempat itu. Nato menyetujuinya.

Sebentar kemudian terlihat Pasto datang dengan sepeda motor trailnya, motor itu terseok-seok karena tak kuasa menahan beban di pundaknya. Nato bergidik melihat istri Nato yang badannya sebesar gorilla, dengan pakaian kedombrangan dia terlihat 'sungguh mengerikan'. Pasto kemudian berjalan mendekati Nato yang gemetaran, dan bergumam jelas di telinganya.

"Itu akibat aku menginjak kodok di Gunung Pandan, dulu!"

Nato mengangguk dengan iba kepada sahabatnya itu. Sementara itu dari jauh tampak sepeda motor trail Bliko memasuki tempat pertemuan, dia membonveng seorang wanita yang sangat langsing. Tetapi ketika wanita itu melihat ke arah Nato dengan gigi 'super tonggosnya', berpadu dengan rambut tipis semi rontok yang di cat warna hijau. Itu cukup untuk membuat tubuh Nato tetpelanting jatuj, karena saking kaget dan terkejutnya. Bliki pun menghampiri Nato dan Pasto yang masih terengah-engah karena keterkejutannya, cengan menunduk dia berkata lirih.

"Itu yang kudapatkan karena menginjak kodok, dulu di Gunung Batok!"

Nato dan Pasto hampir meneteskan air mata, mendapati kenyataan pilu penderitaan sahabatnya itu. Mereka bertiga berangkulan sebentar sebagai tanda saling simpati, sebelum akirnya terdengar lagi suara motor. Ternyata itu suara motor malon, mereka bertiga mencoba mendekat. Tampak Malon dengan gagahnya memboncengkan seorang wanita yang semampai, memakai jaket dan celana kulit bagaikan rocker. Rambut wanita itu terurai menyembul dari sela-sela helm yang dipakainya, hitam legam meriap di bawah bahunya. Tetapi begitu Malon membuka helm istrinya, langsung terdengar jerit histeris dari istri Pasto dan Bliko. Melihat wajah keriput nenek-nenek 65 tahun yang di bonceng Malon itu. Ketiganya pun hampir berlari ketakutan dan memanjat sebuah pohon, sebelum tangan kekar Malon mencengkeram kedua bahu sahabatnya itu. Sambil membisikkan sebuah geraman di telinga mereka.

"Itu karena aku menginjak kodok di Gunung Merapi dulu!"

Mereka berempatpun saling berangkulan, dengan segala gundah gulananya hati mereka. Kutukan dari mitos itu benar-benar terjadi atas mereka, itulah kutukan dari setiap kodok yang mereka injak di masa lalu. Dalam satu kesempatan bersamaan mereka menyadari, hanya Nato yang belum memperlihatkan istrinya kepada mereka.

"Mana istrimu, To?" tanya Malon dengan suara beratnya,"istrimu pasti lebih parah dari istri-istri kami. Karena, kamu yang sering menginjak kodok di manapun kita mendaki!"

"Aku tidak pernah menginjak kodok sekalipun , disetiap pendakian kita. Aku kan selalu berpura-pura pingsan, biar kalian menggendongnya!" jawab Nato dengan garang. Semua temannya melongo dengan jawaban si merongos itu, mereka selama ini cuma dibodohin saja ternyata.

"Jadi, kamu tidak pernah menginjak kodok sekalipun karena kami menggendongmu, sementara kami mendapat kutukan karena menginjaknya?!" tanya Bligo juga merasa geram.

"Aku yang menginjak kodok, di Gunung Kembar! Bahkan aku menginjaknya dua kali!" tiba-tiba mereka terkejut dengan suara lantang seorang seorang wanita, bersama-sama mereka menoleh ke arah suara itu. Dan melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita, wajahnya tidak asing bagi mereka.

"Inneke Anissa!" mereka bertiga berseru dengan keterkejutan dan ketidak percayaannya, semua penfaki pasti mengenali wanita vantik itu. Inneke Anissa Putri adalah anggota atau member dari PPC (Pendaki Pendaki Cantik), dia juga salah satu pembawa acara dari televisi swasta yang menayangkan kegiatan team PPC.

"Aku mendapat pasangan Nato, karena aku menginjak kodok di Gunung Kembar!"

Pasto, Bliko, dan Malon, dengan wajah marah padam memandangi wajah buruk Nato yang tersenyum-senyum bahagia. Mereka menyerbunya beramai-ramai, menjatuhkannya di rerumputan, menindihnya bertumpuk tiga, membuat si buruk bernasip baik itu ngap-ngapan tidak bisa bernafas.

"Ini untuk telah mencelakakan kami, sehingga kami menginjak kodok!"

"Ini juga untuk menebus kesialan-kesialan, dan penderitaan kami, selama duapuluh tahun ini!"

"Juga untuk membalaskan kesialan, kehinaan, ketidak beruntungan, dan penderitaan Inneke Anissa selama engkau peristri!"

"Hahahaha!" mereka menikmati keceriaan bergumul itu untuk beberapa saat, sebelum dengan suara merdu Inneke membuyarkan mereka.

"Sudah, bercandanya. Mari kesini semua, kita sarapan dengan kopi hangat dan kue pancong buatanku ini!"

Dan merekapun berlarian menuju arah istri Nato, mendampinginistri-istri mereka yang luar biasa. Dan sudah melupakan tentang kutukan menginjak kodok itu.

(Tamat)

Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...