Minggu, 24 Februari 2019

Pendana

Rumah temanku ini menghadap ke utara, kehamparan persawahan luas membentang. Hanya dibatasi oleh jalan kecil, dan sungai kecil dimana mengalir air yang jernih.

Semalam aku tidur di rumah ini, setelah hampir semalaman kami berdiskusi tentang sejarah, kebudayaan, tradisi, dan perkembangan terbaru bangsa. Entahlah, setiap bertemu dia selalu seperti mengulangi kembali sejarah di masa lalu. Watak dan sikapnya sudah seperti itu, sejak kami berteman pertama kali tahun 1985 sebagai murid baru SMP. Hanya penyampaiannya saja yang mungkin sedikit berbeda, tentu karena pengalaman dan faktor usia. Yang terakhir tampak jelas.

Jadi teringat sebuah ungkapan dari falsafah orang Jawa ciri wanci ginawa mati, yang artinya ciri khas dari seseorang itu tidak akan hilang sebelum orangnya meninggal. Dan lebih spesifik lagi tentang ciri khas ini adalah apa yang disebut pendana, sama juga artinya adalah kebiasaan yang dilakukan seseorang. Biasanya, lebih cenderung kepada kebiasaan khusus yang tidak dilakukan oleh semua orang. Misalnya, selalu mengendus  makananan sebelum memakannya. Ini tidak dilakukan oleh semua orang, bahkan ada yang melihatnya sebagai tindakan yang tidak baik. Dan dari beberapa puluh tahun hasil pengamatanku, pendana ini sebenarnya bisa hilang dengan, jika ada orang lain yang ikut merubah atau membantu merubah kebiasaannya itu.

Misalnya, seorang Ibu yang melihat kemunculan pendana dari anak balitanya yang suka mengeryitkan alis dengan tanpa alasan. Sang ibu dapat merubahnya dengan kata-kata halus, dan memberitahukan kegunaan mengernyitkan alis yang tepat pada saat bagaimana. Kebanyakan peringatan verbal ini terbukti ampuh, untuk menghilangkan si pendana ini. Pada kasus-kasus tertentu, aku juga masih melihat pendana dari seseorang yang sangat aneh, dan setelah berpuluh tahun tidak juga hilang. Sebuah pendana, yang akan menyebabkan seseorang mengenalinya dalam penyamaran sekalipun.

Di bawah ini aku akan sebutkan beberapa pendana aneh, yang bertahan selama puluhan tahun, yang dialami teman dan sahabat masa kecilku dulu hingga sekarang.

1. Mencium ujung rambutnya sendiri.
Ini adalah kebiasaan Aminarti semenjak kecil, dia selalu mencium sejumput kecil ujung rambutnya sendiri setiap dalam kondisi melamun. Walaupun sekarang dia mengenakan kerudung, ternyata dalam keadaan tidak sadar dia dapat menemukan ujung rambutnya untuk dicium ketika sedang melamun.

2. Menggosok-gosokkan lengannya ke hidung.
Kebiasaan ini dilakukan sahabatku Tanoyo, sejak kecil. Tapi aku baru mengetahuinya setelah berteman dengannya di SMP, itu dilakukannya spontan tanpa menunggu moment apapun. Pernah aku bertannya kenapa dia melakukan itu, jawabnya karena sepertinya dia merasa lubang hidungnya jadi mengecil kalau tidak sering digosoknya dengan lengan.

3. Meludah
Nah ini kebiasaan atau pendana yang dialami temanku Waskito, dia suka tiba-tiba meludah di sembarang waktu dan kesempatan. Orang ini memang sangat jatang aku kumpulin, dan jarang sekali aku berlama-lama mengobrol dengannya karena pendananya itu. Dalam semenit saja dia sanggup meludah sepuluh kali, bayangkan jika berkumpul dengannya satu jam saja. Mungkin di mulutnya ada kebun jeruk, karena dia beralasan mulutnya selalu terasa asam jika dia tidak meludahkannya.

4. Menggaruk selangkangan.
Wadhuh, ini memang sungguh-sungguh sangat tidak sopan jika diperhatikan. Si Rukiyah teman mulai SD, SMP, SMA itu memiliki pendana ini. Dia akan dengan tanpa sadar menggaruk-garuk selangkanganya saat dia bengong, atau sedang tidak fokus pada sesuatu. Dalam keadaan berdiri, bahkan sangat mengerikan saat pendana itu muncul ketika dia duduk. Dia dengan tanpa merasa bersalah menegakkan lututnya sebagai tumpuan, lalu dengan nyaman menggaruk selangkangannya di muka umum. Mungkin kebiasaannya ini juga yang menyebabkannya hamil di kelas 2 SMA, tetapi tentu saja hamil dengan suaminya yang menikahinya langsung saat itu juga.

5. Pingsan saat bertemu wanita yang dicintainya.
Hahaha, ini yang paling seru... Darminto tidak akan bisa menyembunyikan kekaguman serta rasa cintanya kepada seorang wanita dengan pendananya ini. Dia adalah teman SMP, yang juga pernah selama setahun menjadi teman sebangkuku. Dari pertemananya itulah aku tahu pendana aneh dan lucu ini, dan sialnya lagi, dia gampang jatuh cinta kepada seseorang. Seingatku, sudah puluhan kali dia pingsan di muka umum.

Jatuh cinta pada guru muda Pengajar Kesenian, Darminto selalu pingsan saat mata pelajaran disampaikan. Jatuh cinta dengan anak Bu Kantin yang bersekolah di SMP lain. Ketika dia datang membantu berjualan Ibunya di Kantin, Darminto pasti ditemukan pingsan sebelum masuk atau di bangku pojoj kantin.

Dan yang sangat fenomenal adalah kisah saat dia jatuh cinta dengan Istrinya ini, dia selalu apel kerumah pujaannya dengan membawa seorang teman. Karena sepuluh menit setelah bercakap-cakap dengan pujaannya, dia pasti segera pingsan dengan sangat tidak meninggalkan pesan. Si teman akhirnya yang meboncengnya pulang ke rumah.

Tetapi kudengar kebiasaan itu akhirnya menghilang, setelah dia di temukan pingsan di warung janda muda bekas penyanyi dangdut. Sang istri menyusulnya kesana, dan tanpa menunggu suaminya siuman... dia langsung menghajarnya dengan sapu lidi. Sungguh ajaib, Darminto langsung siuman dan lari terpontang-panting menghindari amukan istrinya. Dia ketahuan sedang jatuh cinta, dengan janda pemilik warung yang bahenol itu. Ashiaaap!!! Ini hanya Fiksi. Jika terjadi kesamaan nama, tempat,  dan kejadian yang sama, itu bukan satu kesengajaan.

(Tamat)

2 komentar:

Ciani Limaran mengatakan...

Eehhh serius fiksi semua? Ahh kirain beneran.

Winarto Sabdo mengatakan...

itu sebenarnya faktual (benar-benar ada)... teyapi datanya berasal dari beberapa tempat dan orang yang berbeda, usia, juga tempat kejadiannya... yah daripada pusing mikirin cerpen aku fiksikan saja

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...