Sabtu, 16 Maret 2019

Motivasi Dibalik Do'a Nabi Yunus As

Ternyata, ada orang yang hidupnya penuh dengan masalah. Baik itu masalah penyakit, hutang, keluarga dan jodoh serta pekerjaan. Berbagai pendekatan dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Namun faktanya, tidak semua teori dan tools yang ada mampu memecahkan masalah yang muncul. Ada satu pendekatan yang sering dilupakan untuk memecahkan masalah yang datang silih berganti yaitu pendekatan spiritual.

Sebagai seorang muslim, aku meyakini bahwa masalah yang muncul bertubi-tubi itu karena kita punya penyakit hati seperti dengki, marah, sombong, putus asa, kurang bersyukur, pelit, riya, malas dan sejenisnya. Untuk lebih jelas tentang penyakit hati ini, silakan baca buku Kubik Leadership (Gramedia) dalam pembahasan kerja ikhlas. Aku baca ebook-nya.

Mengapa aku yakin bahwa masalah yang datang bertubi-tubi karena adanya penyakit hati? Ya karena Allah SWT sudah memberikan pelajaran dan contoh melalui Nabi Yunus. Saat Nabi Yunus berdakwah kepada kaumnya dan ternyata kaumnya keras kepala, ngengkel dan menolak seruannya maka kemudian Nabi Yunus ngambek, putus asa, marah, kecewa dan jengkel kepada kaumnya sehingga ia memutuskan meninggalkan kaumnya dengan naik kapal laut.

Di dalam perjalanan, ternyata sang kapten memutuskan untuk membuang salah satu penumpang karena kapal oleng dan keberatan beban. Untuk memastikan siapa yang dibuang ke laut, diadakanlah undian. Dan ternyata, setelah diundi 3 kali, nama Nabi Yunuslah yang selalu muncul. Nabi Yunus pun kemudian di lempar ke dalam laut dan dimakan oleh ikan.

Para ahli tafsir menyatakan ada tiga kegelapan yang dialami oleh Nabi Yunus. Pertama, gelapnya di dalam perut ikan, kedua gelapnya dasar lautan dan ketiga gelapnya malam. Tiga kegelapan itu ibarat masalah-masalah yang kita hadapi. Bingung solusinya, tidak tahu harus berbuat apa, dunia serasa gelap dan tidak tahu harus melangkah kemana.

Dalam kondisi seperti ini apakah Nabi Yunus sibuk mencari jalan keluar? melukai ikan dan berusaha kembali ke permukaan laut? Jawabnya, tidak. Nabi Yunus segera menyadari kesalahannya dan kemudian berucap Laa ilaha illa anta, subhanaka, inni kuntu minadzolimin. Artinya kurang lebih “bahwa tidak ada sesembahan yang hendak disembah selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.”

Saat masalah datang bertubi-tubi bersegeralah melakukan apa yang dilakukan oleh Nabi Yunus yaitu mengakui ketauhidan Allah SWT, mensucikan Allah, memohon ampun dan mengakui akan kekurangan diri. Dengan kata lain segera bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak doa Nabi Yunus dan sibuk introspeksi diri bukan sibuk menyalahkan siapapun.

Selama 40 hari Nabi Yunus berada di dalam perut ikan, ia selalu berzikir Laa ilaha illa anta, subhanaka, inni kuntu minadzolimin. Dan atas izin dan kuasa Allah SWT, Nabi Yunus dikeluarkan oleh ikan tersebut untuk bertemu dengan kaumnya. Dan ternyata, kaummya yang dulu ngeyel bin ngengkel, menolak bahkan merendahkan Nabi Yunus akhirnya menjadi kaum yang taat, setia dan beriman kepada Allah SWT. Masalahnya tuntas atas izin Allah SWT, bahkan ketika Nabi Yunus tidak bersama dengan kaumnya.

Hal ini sejalan dengan penjelasan Rasulullah dalam hadistnya “Sesungguhnya, tidak seorang muslim pun yang berdoa dengan doanya Nabi Yunus dalam suatu masalah, melainkan Allah akan mengabulkan doanya (HR, Tirmidzi).

Anda sedang punya masalah yang bertubi-tubi? Bersegeralah aktif dan memperbanyak doanya Nabi Yunus selama 40 hari dengan khusyu dan penuh kesungguhan serta harapan agar Allah SWT menuntaskan masalah Anda. Yakinlah banyak keajaiban yang akan datang kepada Anda. Siap mencoba?

Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...