Jumat, 14 Juni 2019

Day5

Keceriaan Desa Balongkenco seakan bangkit kembali, setelah seharian ini terdiam oleh suasana puasa ramadhan. Tidak seperti biasanya, pada siang hari tidak terlihat ramai penjual menjajakan dagangannya. Para petani pun hanya sebentar menengok sawahnya, mereka pergi ke sawah kemudian pulang kembali ke rumah jika dirasa semua tidak ada masalah.
Hanya para peladang di sekitaran hutan yang tetap berada di gubug mereka, menghalau rombongan Babi hutan, atau rombongan Monyet, yang akan datang menyerbu tanaman disana. Sesungguhnya mereka lebih suka berada di rumah, berkumpul dengan sanak saudara, anak istri, atau melakukan hataman di Masjid Al Kautsar satu-satunya di desa itu.

Balongkenco sudah berubah total, dahulunya desa teepencil di tepian hutan itu adalah sarang maksiat. Hampir setiap rumah mereka adalah warung remang-remang, yang menyediakan minuman beralkohol, juga wanita-wanita pemuas nafsu syahwat.

Konon, desa itu dibangun dengan dendam dan sakit hati seorang janda cantik bernama Kenconowati, yang terusir dari desanya karena fitnah perselingkuhan yang tidak pernah dilakukannya.

Bersama dengan anak perempuannya yang terpaksa juga harus menjanda karena peristiwa itu, Nyi Kenco dan Srigati anaknya pergi dari desanya. Konon sebelum pergi dari desanya dia mengucapkan sumpah, akan membuat desa itu kehilangan setiap laki-lakinya.

Nyi Kenconowati yang berparas jelita itu menunaikan sumpahnya, dari sebuah gubug bekas orang berkebun yang di tepi sebuah sungai kecil. Setiap hari dia dan anaknya selalu melakukan kegiatan hampir tanpa busana, hanya menutupi sebagian kecil auratnya dengan sobekan kain Batik Balongan yang dibaginya dengan Srigati. Mereka berladang dengan menanam ubi jalar, dan berbagai tanaman yang bisa dimakan.

Beberapa lelaki yang pergi mencari kayu bakar ke hutan, menyebarluaskan berita tentang kehidupan Nyi Kenco yang berkain balongan itu ke desa-desa sekitarnya. Sehingga sedikit demi sedikit para pria hidung belang mendatanginya, mengajaknya berasyik masyuk dengan imbalan yang telah disepakati. Kurang dari setahun, desa yang akhirnya dinamai Balongkenco (kain balongan yang dipakai Nyi Kencono) itu menjadi semakin besar. Para janda yang sakit hati karena ditinggalkan para suaminya demi wanita lain, berduyun-duyun datang berkeluh kesah kepada Nyi Balongkenco. Atas bantuan para lelaki hidung belang, mereka dibuatkan rumah kecil untuk tempat tinggal. Sehingga semakin banyak para janda yang datang ke desa itu, semakin habislah lelaki dari desa asal Nyi Balong Kenco. Setelah yakin sumpahnya terlaksana, wanita itupun meninggalkan desa dan anaknya. Pergi bertapa di lereng Gunung Lengki di sebelah utara desa, dan hilang rimba dan kabar beritanya.

*****

Balongkenco dimasa kini, setelah kedatangan seorang Ustadzah Aminah. Seorang janda konglomerat dari Surabaya, yang sangat miris hati dan jiwanya, setelah membaca kisah desa di tepian hutan itu dari surat kabar. Dia membeli sebuah pekarangan yang luas di desa itu, membangun sebuah Masjid yang sangat megah di samping rumahnya yang mewah. Dan setahun yang lalu dia memutuskan meninggali rumah barunya itu, mulai memperkenalkan ajaran Islam yang sesungguhnya di Balongkenco.

Niat tulusnya itu bukannya tanpa ada hambatan, terror dan tentangan datang silih berganti menerpanya. Terutama dari Lurah Winarno, yang merupakan juragan mebel dari kayu ilegal, dan pemasok minuman beralkohol di desa itu.

Bahkan di suatu malam yang gulita, rumah Aminah didobrak segerombolan pria. Yang kemungkinan adalah anakbuah dari Lurah Win, yang kalah berdebat di halaman masjid saat itu. Aminah yang sedang melaksanakan sholat tahajjud mereka gelandang keluar, membawanya ke tengah hutan. Disana mereka menelanjangi wanita yang masih terlihat cantik diusianya yang 55 tahun, dan mereka berniat memerkosanya di tengah hutan itu. Tetapi sungguh kuasa Allah SWT berlaku malam itu, keajaiban yang akan membuat bulukuduk merinding jika diceritakan.

Aminah yang sedari diculik dari rumahnya tidak berkata atau menjerit meminta pertolongan, hanya beristighfar dengan penuh kekusyukan. Disaat para lelaki mabuk itu ingin melaksanakan niat jahatnya, barulah Aminah berkata.

"Minta ijinlah dahulu kepada Allah SWT, jika kalian ingin menikmati ciptaan-Nya. Bacalah bismillah sebelum kalian memulainya, dan serukan alhamdulillah saat kalian menyelesaikannya. Ingatlah, Gusti kuwi ora sare (Tuhan itu tidak tidur) Dia tahu apa yang sedang kalian lakukan."

Sungguh ajaib, sepuluh orang yang berniat jahat kepadanya itu langsung gemetar seluruh badannya. Hilang nafsu birahinya, terduduk lemas bagai tiada bertulang. Sebentar kemudian mereka menangisi kekhilafan mereka, dan kesemuanya tersungkur dalam sujud permintaan ampun kepada wanita yang hampir mereka celakai itu. Setelah mengenakan kembali pakaiannya, Aminah membimbing kesepuluhnya membaca dua kalimat Syahadat.

Sekembalinya ke desa, kini Aminah memiliki 10 orang yang sangat ditakuti di desa itu. Mereka rela tidur di teras rumah janda itu, untuk mengamankan ustadzah itu dari dendam orang-orang yang membencinya. Inilah sepenggal kisah tentang Desa Balongkenco, sampai saat ini kisah ini masih diceritakan dari mulut ke mulut.

Inilah hari pertama penduduk desa Balongkenco melaksanakan puasa bulan ramadhan, suasananya berubah dari setahun yang lalu, apalagi sungguh sangat bertolak belakang dengan kisah terciptanya desa ini.

Tarawih pertama di puasa pertama desa Balongkenco, hampir semua rumah tertutup rapat. Jika rumah tersebut tidak tertutup, pasti ada seorang kakek atau nenek yang tidak sanggup lagi melaksanakan sholat tarawih karena usianya.

Di rumah Hajjah Aminah, para ibu, juga para remaja putri berkumpul, mempersiapkan takjil seusai melaksanakan sholat tarawih. Dan puluhan anak kecil bermain riang disekitarnya, dengan tangan dan mulut yang penuh dengan makanan dan minuman.

Subhanallah, tarawih pertama membuat masjid itu tidak mampu menampung jama'ah yang hadir. Sehingga sampai meluber ke halaman masjid, karena banyak juga warga dari desa sekitar yang bertarawih di Masjid Al Kautsar Balongkenco.

-Tamat-

#RWCOdop2019
#onedayonepost
#Day5

Tidak ada komentar:

Tehnik Membuat Paragraf Awal

Menulis cerita pendek membutuhkan teknik khusus. Kenapa? Kembali ke definisi, cerita pendek adalah cerita yang habis dibaca dalam sekali dud...