"Hei! Bangun tukang tidur!" teriak Pasta Gigi dari tempatnya terselip, diantaran berjejee sikat gigi yang beraneka warna.
"Kelihatan pucat sekali tubuhmu, malam ini?" tanya siikat gigi menambahi pertanyaan pasangannya, aku membuka mata dan memandangi sahabat-sahabatku di kamar mandi ini.
"Kamu lihat kan, tubuhku semakin menepis. Setiap hari aku harus melepaskan busa-busaku, sedikit demi sedikit mereka menghilang dibawa air menghilang di selokan." jawabku dengan lemas, sambil mengamati tubuhku yang semakin kurus dan menipis.
Pasta tertawa lepas, dia baru saja menjadi anggota kamar mandi itu tiga hari yang lalu. Pendahulunya, pagi tadi sudah dilemparkan manusia ke tempat pembuangan sampah mereka, "Hahaha, mungkin tinggal malam ini saja kamu akan bersama kami disini. Setelahnya, kamu juga akan dibuang seperti teman-temanmu terdahulu."
"Jangan berkata seperti itu kepadanya, kita sepantasnya menghormati keberadaannya di ruangan ini. Setiap benda akan dibuang pada waktunya, Sabun, Pasta Gigi, kami para Sikat Gigi, termasuk Cairan pembersih porselain, dan sikat lantai di pojokan itu." kata sikat gigi biru, yang segera dibenarkan oleh semua sikat-sikat lainnya di kamar mandi itu, "Tetapi, semua yang ada disini menyimpan kisahnya masing-masing."
"Terima kasih sikat gigi, tetapi meskipun seperti ini aku tidak takut menjadi habis busaku, lantas dibuang di tempat sampah. Karena penciptaku sudah menitipkan harapan yang besar dalam penciptaanku ini, tubuhku sudah dilengkapi dwngan farvum yang wangi, dengan kandungan zat anti bakteri, bahkan aku pernah mendengar, ada sabun sepertiku yang dibuat dwngan ramuan serta minyak yang membuat kulit manusia menjadi lebih segar dan awet muda." kataku.
"Dulu aku pernah berkenalan dengan sabun semacam itu, yang konon diproduksi dari negara lain. Tetapi oleh manusia yang memakainya malah dibuang segera, padahal baru sehari dipakainya!" kata sikat merah, yang mengingat satu kenangnan tentangnya.
"Kenapa dibuang, bukankah dia belum sampai habis busanya?!" tanyaku keheranan, kulihat sikat gigi juga menyetujui keherananku.
"Aku kurang tahu persisinya, tetapi merwka mengeluhkan kulitnya menjadi kering setelahnmenggunakan sabun itu." jawab sikat kuning, yang dibenarkan oleh saudara-saudaranya yang lain.
"Adakah cerita lainnya, mengenai sabun-sabun pendahuluku?"
"Yah, terlalu banyak jika harus diceritakan dari hampir tiga bulan keberadaan kami disini." jawab salah satu sikat gigi.
"Kamu ingat, sabun baru yang terlepas dari genggaman suami si empunya rumah dulu?" tanya sikat putih pada sikat lainnya.
"Ada apa dengan sabun itu?!" tanyaku sangat ingin tahu.
"Itu adalah satu-satunya sabun mandi yang terbuat dari campuran minyak dan saripati susu, konon kegunaannya juga untuk menghaluskan dan memutihkan, bahkan bisa mempertahankan kulit menjadi awet muda," terang sikat kuning, "Tetapi sabun yang dibeli sehargalimapuluh harga sabun sepeetimu itu, malah tervemplungvdalam lobang WC saat dipakai sang suami mandi. Keributan mereka sampai terdengar disini, kami semua menjadi gemetaran mendengarnya."
Tiba-tiba pintu kamar mandi itu terbuka, istri manusia masuk dengan handuk melilit tubuhnya saja. Melihat sabun mandi yang sudah sangat tipis, dia bergumam, "Ih, sudah tipis sekali sabun mandinya. Aku akan segera mengambil persediaan sabun mandi yang baru." katanya, sembari mengambilku dari tempatku biasanya diletakkan.
Inilah saatnya, nasibku akan sama seperti pendahuluku sebelumnya. Akan dibuang ke tempat sampah, dan entah apa yang terjadi selanjutnya. Sementara masih dalam genggaman wanita itu, aku masih sempat mengucapkan kata-kata perpisahan kepada yeman-temanku di kamar mandi itu.
"Selamat tinggal teman-teman, terima kasih sudah membagikan cerita yang membanggakan untukku."
Aku tidak melihat bagaimana ekspresi mereka, pun tidak pernah mendengar jawaban-jawaban mereka. Karena wanita itu membawaku kearah dapur, lalu melemparkan tubuhku ke tempat sampah yang gelap gulita.
_Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar