Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), daring "festifal" adalah : [ 1 ] hari atau ataupekan gembira dalam rangka memperingati peristiwa penting dan bersejarah [ 2 ] pesta rakyat. Jadi, kalau pun kita tidak menamai sebuah acara sebagai Festival Rakyat, di dalam istilah festivalitu sudah ter-akomodasi unsur "rakyat" nya. Karena festival adalah perayaan atau kemeriahan, maka... Bisa saja festival itu melenceng dari esensi nya, jika yang dikejar adalah kemeriahan semata.
Kadang juga timbul pertanyaan, rakyat yang mana yang harus diutamakan partisipasinya dalam penyelenggaraan sebuah festival. Di desaku, ini adalah keharusan bagi setiap RT... dari 15 RT yang ada. Jika akhirnya lahirlah sebuah banner besar disetiap pojok Desa, Festival Budaya Dalam Rangka Nyadran Desa Talang 2018... itu mungkin sudah melalui penggagasan, dan pembahasan oleh segenap Panitia Pelaksana.
Meskipun aku dilahirkan, dan dibesarkan di Desa Talang ini. Tetapi, sesungguhnya... Aku baru 3 tahun ini berdomisili disana, setelah hampir 25 tahun lamanya berpetualang di Kota. Mengembara dari satu kota ke kota lainnya mengumpulkan harta benda, dan tidak berhasil apapun selain menjadi Casanova. Dari ketiga tahunku berada di desa ini, aku sudah tiga kali berpartisipasi dalam festival budaya desaku. Yaitu pada Nyadran tahun 2016, tahun 2017, dan yang baru saja selesai dilaksanakan yaitu Festival Budaya Dalam Rangka Nyadran Desa Talang 2018.
Selalu memiliki kesan positiv dalam setiap keikut sertaanku, walaupun selalu terbersit kekurang puasan juga. Tahun 2016 , dalam keikut sertaanku dalam Pawai Budaya ( karnafal ), aku menempatkan diri sebagai "Penggembira"... menjadi Siluman Kerbau. Kemudian, di tahun 2017 dalam even yang sama, menjadi Bayi Bontot. Dan akhirnya... Tahun ini aku didapuk ( ditunjuk ) menjadi Mayoret, yang harafiahnya adalah pemimpin barisan Drum Band. Tetapi disini aku tak lebih dari cucuk lampah ( pemimoin terdepan ), dari 12 Ibu-ibu berkostum koki... yang bergoyang "Dua Jari", mengikuti irama lagu yang diputar keras-keras dari soung system. Berjalan mengelilingi desa, melewati jalan depan Kantor Kecamatan, pukul 13:00 sampai berakhir acara pukul 16:00.
Apakah Festival Rakyat sudah mencapai nasnya? Dengan berduyun-duyunya antusiaswarga desaku, serta beribu orang yang melihat di sepanjang jalan... Yang konon datang dari seantero Kecamatan, juga dengan datangnya beberapa para paparazzi disana. Sudah sehebat itukah Festival Rakyat, atau Pawai Budaya dari desaku ini ?. Karnafal tingkat RT.
Andai mereka tahu, kami mengeluarkan biaya... antara Rp100.000 sampai Rp2.000.000 untuk rias dan sewa pakaian. Biaya pribadi , yang kadang harus diganti dengan menjual kambing atau lainnya. Apa yang kami cari dalam acara ini, sebuah eksistensi atau harga diri ?. Aku tak dapat menjawabnya, karena aku tak pernah kehilangan sepeser pun... dalam tata rias, aku hanya nunut ( ikut ) bagian perias saja.
Sebagai eksistensi Pawai Budaya atas nama Festival Rakyat ini aku sangat berbangga, karena desaku adalah pioneer penyelenggaraan acara nyadran seperti ini... diseluruh Kecamatan Rejoso. Dan aku sangat bangga terlibat di dalamnya, meski pun pro dan kontra... tetap mengiringi kegiatan ini. Semoga ke depan, kegiatan ini dapat terselenggara dengan lebih baik, lebih sukses, dan lebih bermaslahat kepada rakyat. Bukan hanya sebagai ajang jor-joran ( saling pamer ) kekayaan, tetapi menjadi cara berkreatifitas yang baik dan benar.
2 komentar:
nah itu, sepakat Mas.. ditinggal bgmn agar ritual atw festival desa lebih banyak nilai yg memberi manfaat nya :)
tapi ini tugas berat kang... kadang niat baik juga gak ada yang ngedukung...
Posting Komentar