Bismillahirrohmaanirrohiim.
Assalaamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuuh.
Jhantongong sesungguhnya bukan sebuah nama atau petunjuk, tapi berasal dari kata-kata bahasa Jawa Jan (sungguh) dan tongong (sinting). Istilah ini akhirnya menjadi penunjuk keadaan sesorang yang 'sungguh sinting', dan tidak harus orang itu bernama Jan (misal: Paijan, Karmijan, Sakijan, Tumijan, dan Jan lainnya).
Dan Jhantongong disini memang akhirnya menjadi julukan pada seseorang, yang berkelakuan atau bertabiat 'sungguh sinting. Bisa juga akhirnya nama itu menjadi gelar khusus yang dihadiahkan sebagai suati ejekan atau penghinaan, terhadap seseorang yang kurang bijak tindak tanduk dan perbuatan pada kesehariannya.
****
Sesungguhnya, nama pemberian orangtuanya adalah Wakhid Syamsudin. Mereka berharap kelak jika anak itu dewasa, bisa menjadi 'sebuah matahari untuk agamanya', tetapi kenyataannya sejak kecil orangtuanya sudah dibuat jatuh bangun dengan kenakalan-kenakalan juga kekonyolannya.
Umur 5 tahun dia sudah berhasil menciptakan rekor baru, sebagai pembunuh kucing termuda di seluruh dunia. Coba cari, apakah ada yang menyamai atau mengalahkan rekor itu sampai sekarang? Tidak ada!.
Niat anak sekecil itu awalnya mungkin baik, karena merasa iba melihat anak kucing yang jatuh ke selokan dan belepotan air comberan yang bau. Dia segera mengangkat anak kucing yang kotor itu ke kamar mandi, ingin dibersihkannya dari segala kotor dan najisnya. Hanya terpikir satu hal di kepalannya, kucing itu harus dimandikan. Maka sesampainya di kamar mandi, dicemplungkanlah anak kucing yang malang itu ke dalam bak kamar mandi yang penuh dengan air. Beberapa menit kemudian, kucingnyapun mati. Baru sore harinya bangkai anak kucing itu ditemukan Bapaknya, sudah menjadi mayat kucing yang melotot.
Umur 7 tahun dia menelan tiga keping uang logam juga lima buah kelereng, ibunya pingsan pagi-pagi karena mendapati ada tiga uang logam dan lima kelereng keluar dari tubuh anaknya ketika BAB. Lagi-lagi awalnya mungkin maksutnya baik, agar uang dan kelereng itu tidak dirampas olek kakak sulungnya yang nakal itu.
Akhirnya, saat berumur 12 tahun (kelas 6) gelar Jhantongong itu resmi disandangnya. Setelah dia dengan bodohnya memukul sarang tawon yang tergantung di pohon kamboja di depan kelasnya. Delapan murid putri, lima orang muritld putra, dan dua orang guru wanita harus dilarikan ke Puskesmas gara-gara mukanya bengkak disengat tawon-tawon yang marah karena sarangnya dihancurkan.
Ini belum cukup, masih banyak yang akan aku ceritakan perihal si Jhantongong ini. Ini memang kisah fiksi, tetapi sesungguhnya sering terjadi pada dunia nyata.
Di buku ini seakan-akan semua kekonyolan dan kekacauan adalah selalu ditimbulkan olehnya, tetapi sesungguhnya mereka adalah saduran dari beberapa kisah yang dilakukan oleh orang lain dan penulis. Tidak ada yang tersakiti sebelum, selama, dan setelah pembuatan buku ini. Kesamaan nama, tempat kejadian, dan cerita yang sama adalah bukan suatu kesengajaan.
Penulis secara khusus memohon maaf kepada almarhum Kang Jan Tongong beserta keluarganya, karena kemiripan penyebutan tokoh utama dalam buku ini.
Karena sesungguhnya "Jan Tongong" (Mijan) dahulu benar-benar memang ada, pernah hidup satu desa dengan penulis. Dan nama julukan yang diberikan kepadanya oleh penduduk desa itulah, yang menginspirasi lahirnya buku The Jhantongong Kumpulan Cerpen ini.
Semoga dterangkan jalannya, dan dilebarkan kuburnya. Dan semoga arwah beliau mendapat tempat yang semestinya disisi Alloh, sesuai dengan amal kebaikannya selama hidup di dunia. Aamiin.
illaa ruuhi mijan bin ndrajit fii alam kubrii sai'ulillaahi lahumul fatihaah...
Inilah sekilas tentang Jhantongong yang coba penulis haturkan penulis, semoga para pembaca memahami. Tidak semua tawa itu lucu, dan tidak semua kelucuan itu tawa. Silahkan fahami sendiri kata-katanya, bingung dan kesesatan bukan tanggung jawab penulis.
Akhir tulisan, semoga penulis berhasil menghadirkan tulisan yang bermanfaat untuk dibaca. Mohon maaf atas segala typo, dan mungkin bahasa yang kurang berkenan. Kesempurnaan milik Alloh, kekurangan milik Bunda Dorce.
Wassalamu'alaikum Warohmatollohi Wabarokatuuh
Tertanda
Winarto Sabdo
9 komentar:
Wakhid Syamsudin? ini cerita ketua ODOP kah?
Ini ada hoaks gaya baru?
mesti malah nggembosi... kapan ngompone bro? hhhh...
kesamaan nama, tempat atau kejadian, bukan sesuatu yang disengaja. ini hanya fiksi... suden jangan geernyeah... hhhh
kesamaan nama, tempat atau kejadian, bukan sesuatu yang disengaja. ini hanya fiksi... suden jangan geernyeah... hhhh
Saya kudu ketawa atau meringis?
yaaahhh... tamunya luping... hhhh... goyang sophee sajah yuk.
Hanya fiksi kan? Soalnya kalau dipercaya penulis tidak bertanggungjawab nih.
iyaaa... hhhhh
Posting Komentar